Rabu, 12 September 2012

Lilin-Lilin Kecil

“Oh... Manakala mentari tua Lelah berpijar Oh... Manakala bulan nan genit Enggan tersenyum Berkerut kerut tiada berseri Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan Hitam kini hitam nanti Gelap kini akankah berganti”  
 
Sepintas ketika dibaca lirik tersebut sederhana tapi penuh makna,menyiratkan akan keadaan saat ini. Entah apa yang terlintas di benak Alm. Chrisye ketika menyanyikan lagu ini. Sejak TK saya hobby menyanyi dan suatu saat ketika SD, saya mengikuti lomba singing contest  dan menang membawakan lagu ini. Mungkin kala itu saya belum bisa memaknai tiap bait dari lagu ini. Saya membawakan ini karena saya sering berkaraoke dengan Papa saya. Papa saya adalah pengagum berat Chrisye,koleksi Album Chrisye masih tersimpan rapi di almari khusus. Ya, bermusik adalah salah satu yang diturunkan Papa saya ke anak-anaknya tidak terkecuali saya. Sejak kecil saya di kursuskan vocal dan tari. Kemudian ketika SD saya mulai bermain piano.
Kembali pada lagu ini, unik dan klasik ketika saya membawakan lagu ini. Menurut saya, lagu ini berupa Doa & Harapan.
“Hitam kini hitam nanti Gelap kini akankah berganti” Keadaan saat ini gelap, gelap dalam arti masih banyak lilin-lilin penerang yang dibutuhkan untuk negeri ini. Gelap akan berganti jika lilin-lilin kecil ini menyinari. Saya lukiskan saja, lilin-lilin kecil ialah generasi penerus bangsa yang nantinya tumbuh dan berkembang  diharapkan memberikan pencerahan bagi negeri ini. Sudah sepantasnya, generasi muda bisa bergerak dan menggerakkan agar gelap ini segera berganti. Tak perlu kita menyalahkan siapa pemimpin negeri ini, nothing perfect in the world.   Yang perlu kita kerjakan adalah berkontribusi sebanyak-banyaknya. Meski kita tidak tahu kapan tercatat dalam daftar Pahlawan. Namun bukan itu misi kita, kita hanyalah lilin-lilin kecil yang memiliki potensi dalam kemajuan bangsa,kemaslahatan masyarakat. Belajar menjadi Pemimpin Muda Yang Berhati Nurani. Pengabdian adalah ketika kita berjuang mendelegasikan misi untuk perubahan kearah lebih baik tanpa kita tahu kapan kita dibayar,tanpa kita hitung berapa waktu,tenaga dan uang yang kita keluarkan untuk aksi kita.
Yang ada dalam langkah ialah DO THE BEST dan menjadi lilin-lilin kecil yang berpijar.
Ketika tokoh-tokoh dan pahlawan negeri ini batang usianya mulai tinggi,ada pesan yang ditinggalkan bagi lilin-lilin kecil ini. Mereka yang tua telah susah berjalan,kini tiba saatnya tangan-tangan kecil generasi penerus bangsa bersatu padu,bahu-membahu memberikan inspirasi untuk mendelegasikan sebuah misi yang tertulis tegas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.  
Merealisasikan apa yang ada dalam landasan Fundamental negeri ini. Mari,lilin-lilin kecil kita berpijar untuk memberikan pencerahan bagi dunia. Tak lagi gelap seperti yang terlukis pada lirik tersebut.
Membuat bulan nan genit kembali berseri-seri. Tak lagi merayap dalam gelap namun berlari dan melesat jauh dalam cerah nan damai.  
Kehidupan ini apa yang sebenarnya kita cari ? Damai atau memiliki gunung emas tapi tak bernurani ? Saya pilih damai, meski tak memiliki gunung emas tapi masih memiliki nurani untuk bersikap lebih bijak dan berkarya seperti lilin-lilin kecil yang ingin berpijar untuk menerangi dunia.
Hak setiap orang menertawakan ekspektasi saya, mungkin ada yang menilai ini terlalu tinggi. Tapi saya konsisten untuk memulainya.
Sesungguhnya, lebih baik sudah melangkah 1 cm daripada tidak melangkah sedikitpun. Langkah 1 cm ini akan menjadi ribuan bahkan tak terhingga jumlahnya ini namun konsisten dalam tiap langkahnya berdampak positif bagi masyarakat.  
Tak perlulah menunggu memiliki rumah dengan berlapis semen emas dan tingginya seperti gedung pencakar langit,dari gubuk sederhana anak bawang yang tak beralas kaki dengan sepatu berlian mulai menapaki selangkah demi selangkah. Tiap langkahnya adalah aksi, tiap doanya adalah untuk negeri, tiap harapannya sebagai lilin-lilin kecil pencerah,dan tiap sujudnya ingin menjunjung tinggi orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar