Senin, 03 Desember 2012

Ilusi Pemimpin



If you feel good about yourself,then you’re able to reach out and help others. Helping others is about happiness. The more we reach out and help other people,the happier we get. In fact, most of the time helping other people makes you feel better than if you were doing something for yourself.
So take care of yourself. If you do that,then you can take care of other people. If you want to create a great nation, a great state, you’ve got to start with yourself. So when you’re discouraged,remember that the change we want to see in the world has to begin with ourselves. Be good to yourself.
                                                                *******************************
Sekiranya tulisan tersebut bisa kita maknai sebagai seorang pemimpin masa depan. Everyone is a leader. Setidaknya pemimpin untuk diri sendiri, betapa perjuangan panjang ketika kita memimpin sebuah organisasi ,komunitas, forum dan lain-lain. Memimpin berdasarkan kejujuran. Jalankan nilai-nilai kita dan bertindak dengan integritas setiap saat.
Berawal dengan belajar kepemimpinan dilingkungan sekolah kemudian di perguruan tinggi dan kemudian di berbagai komunitas itu adalah suatu hal yang sangat bermakna dan berbeda warna. Setiap organisasi memiliki citra diri yang mewakili seorang leadernya atau founder dalam komunitas. Kita tahu bahwa visi misi organisasi satu dan yang lain pasti tidak sama namun tetap tujuannya adalah ke arah pada poin perubahan yang menurut idealisme seorang leadernya dapat berkontribusi pada negara untuk siap bersaing secara sehat dan penuh dengan dedikasi.
Banyak bergerak dibidang social, edukasi dan leadership. Membuat lebih banyak experience yang bisa saling di share to others. Tahu bahwa disuatu komunitas ada “sikut menyikut” antar anggotanya demi eksistensi. Namun sekali lagi aku juga sangat menyayangkan adanya hal ini. Aku percaya sebuah berlian meski terinjak dan masuk kelumpurpun akan tetap menjadi berlian yang terang. Begitu kata seorang tokoh inspiring yang pernah sharing denganku , Dika Restyani.
Aku sangat appreciate terhadap orang yang memang menjalankan dengan penuh keikhlasan terhadap setiap amanah yang dia emban,sekalipun itu berat namun itu membuatnya menjadi lebih strong. Tempaan yang hebat ketika dia berhasil memimpin namun fitnah itu lebih banyak,aku tahu bahwa inilah resiko seorang leader. But, stay cool. Cacian dan fitnah malah justru membuat aku berterimakasih dan tahu bagaimana bersikap. Sekali aku sudah melangkah tidak akan pernah mundur.
Biarkan orang itu sibuk dengan mencaci aku,tapi aku sibuk membahagiakan orang lain yang membutuhkan dan membangun istana di kerajaan Allah di surga nanti. Terkadang aku juga sedikit menyeka air mata ketika hal itu teramat menyedihkan, tapi biarlah satu tetes air mata itu melegakan tapi aku simpan ribuan tetes air mata untuk tidak ditumpahkan hanya disebuah hal yang tidak pantas ditangisi.
Aku berangkat dari desa yang tidak banyak menjanjikan sebuah kesuksesan. Tapi aku percaya dengan berangkat bukan siapa-siapa akan menjadi siapa. Itu adalah tekad saya 3 tahun yang lalu ketika memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Jakarta itu menurut saya banyak mengajarkan tentang arti kesabaran dan kesuksesan. Banyak mengenalkan aku dengan orang-orang hebat tentu saja itu bukan karena aku diam saja.
Semua itu aku kejar dengan berlari bahkan melesat. Aku terbiasa untuk hal ini, bahkan aku membuat kebiasaan dalam meraih ekspektasi yang tinggi dengan kedisiplinan dan konsisten aku. Tentu saja bukan karena kecerdasan aku tapi orang-orang disekitar aku  yang sangat mensupport dan Tuhan menuntunku . Meski ada yang suka “menusuk” tapi aku berterimakasih “tusukan” itu membuat aku lebih tegar tidak pernah berdarah-darah kemudian tenggelam tak bernyawa. Itu adalah sebuah ilusi tentang bagaimana kepemimpinan itu terbentuk dan kekal dalam suatu karakter seseorang.
Ketika aku berkata aku sudah sukses sebenernya itu adalah titik dimana aku sudah tidak bisa menjadi seorang yang bisa membangun ide-ide untuk merealisasikan ilusiku. Maka aku tidak pernah berkata sekarang aku sudah sukses. Apapun yang aku raih ini adalah sebuah “proses” dimana aku mengawali ini untuk bisa lebih memberikan impact demi kemaslahatan rakyat.
Aku kira seorang pemimpin tidak perlu menggunakan serba fasilitas mewah, tapi justru bagaimana seorang pemimpin bisa down to earth memberikan aksi nyata pada rakyat tidak sekadar ilusi belaka. Entah darimana aku selalu memimpikan bahwa pada saatnya nanti ingin membangun Panti Asuhan dengan mutu pendidikan yang berskala internasional, selama ini lebih banyak bangsa mengunggulkan prestasi anak-anak bangsa yang memang berlatar dari kehidupan keluarga yang sejahtera dan dengan anggota keluarga yang lengkap. Namun aku tetap ingin anak-anak bangsa yang tercatat yatim piatu ini juga tidak terhalang atas pendidikannya.
Mungkin ketika orang lain mendapatkan fee berkisar milyaran rupiah bahkan triliunan rupiah untuk dilahap bagi kepentingan kroninya, yang disebut sebagai korupsi tapi justru aku ingin kalau aku diberi uang sebanyak itu akan aku bangun panti asuhan sesuai ekspektasi aku ini di seluruh wilayah di Indonesia. Tujuannya untuk pemerataan. Hak untuk mereka menikmati dan bersaing secara global.
Sebuah investasi yang bagus bagi bangsa ketika sumber daya manusianya memiliki pengembangan yang baik dari segi akademis dan karakter tidak lupa akhlaknya terhadap Tuhan. Anak-anak bangsa ini juga butuh dalam pemenuhan hak-haknya. Terutama pendidikan.
Ya, itulah impian kecilku untuk bisa mendirikan sebuah panti asuhan yang bisa berkualitas tidak hanya menampung anak-anak yatim piatu tetapi juga bagaimana mengembangkan mereka menjadi seorang yang memiliki kecintaan terhadap bangsa dengan potensi yang mereka miliki.
Pemimpin adalah seorang yang bisa memberikan pelayanan yang baik kepada yang dipimpinnya dan mereka bisa memberikan mutu yang baik dari setiap gagasan yang dia miliki bukan hanya seputar fasilitas mewah dan kursi yang nyaman dalam jabatan tinggi. Di saat menjadi seorang pemimpin adalah saat kita harus bisa menginspirasi orang lain untuk bisa berbuat lebih dan bertindak lebih bijak serta terus meminta ridho Tuhan untuk menunjukkan jalan  bisa mendelegasikan segala gagasan  baik ke depan,membawa energy pada semesta.

Minggu, 02 Desember 2012

Apa itu Good Governance ?



Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik dalam perjalanan roda pemerintahan. Tuntutan tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon positif oleh aparatur penyelenggaraan pemerintahan. Good governance mengandung dua arti yaitu :
  1. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Good governance mengarah kepada asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  2. Pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien. Mengacu kepada struktur dan kapabilitas pemerintahan serta mekanisme sistem kestabilitas politik dan administrasi negara yang bersangkutan.
Untuk penyelenggaraan Good governance tersebut maka diperlukan etika pemerintahan. Etika merupakan suatu ajaran yang berasal dari filsafat mencakup tiga hal yaitu :
  1. Logika, mengenai tentang benar dan salah.
  2. Etika, mengenai tentang prilaku baik dan buruk.
  3. Estetika, mengenai tentang keindahan dan kejelekan.
Secara etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata "Virtus" yang berarti keutamaan dan baik sekali, serta bahasa Yunani yaitu kata "Arete" yang berarti utama. Dengan demikian etika merupakan ajaran-ajaran tentang cara berprilaku yang baik dan yang benar. Prilaku yang baik mengandung nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai keutamaan yang berhubungan erat dengan hakekat dan kodrat manusia yang luhur. Oleh karena itu kehidupan politik pada jaman Yunani kuno dan Romawi kuno, bertujuan untuk mendorong, meningkatkan dan mengembangkan manifestasi-manifestasi unsur moralitas. Kebaikan hidup manusia yang mengandung empat unsur yang disebut juga empat keutamaan yang pokok (the four cardinal virtues) yaitu :
  1. Kebijaksanaan, pertimbangan yang baik (prudence).
  2. Keadilan (justice).
  3. Kekuatan moral, berani karena benar, sadar dan tahan menghadapi godaan (fortitude).
  4. Kesederhanaan dan pengendalian diri dalam pikiran, hati nurani dan perbuatan harus sejalan atau "catur murti" (temperance).
Pada jaman Romawi kuno ada penambahan satu unsur lagi yaitu "Honestum" yang artinya adalah kewajiban bermasyarakatan, kewajiban rakyat kepada negaranya. Dalam perkembangannya pada masa abad pertengahan, keutamaan tersebut bertambah lagi yang berpengaruh dari Kitab Injil yaitu Kepercayaan (faith), harapan (hope) dan cinta kasih (affection). Pada masa abad pencerahan (renaissance) bertambah lagi nilai-nilai keutamaan tersebut yaitu Kemerdekaan (freedom), perkembangan pribadi (personal development), dan kebahagiaan (happiness).
Pada abad ke 16 dan 17 untuk mencapai perkembangan pribadi (personal development) dan kebahagiaan (happiness) tersebut dianjurkan mengembangkan kekuataan jiwa (animositas), kemurahan hati (generositas), dan keutamaan jiwa (sublimitas).
Dengan demikian etika pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. filsafat pemerintahan adalah prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai fondasi pembentukan dan perjalanan roda pemerintahan yang biasanya dinyatakan pada pembukaan UUD negara.
kalau melihat sistematika filsafat yang terdiri dari filsafat teoritis, "mempertanyakan yang ada", sedangkan filsafat praktis, "mempertanyakan bagaimana sikap dan prilaku manusia terhadap yang ada". Dan filsafat etika. Oleh karena itu filsafat pemerintahan termasuk dalam kategori cabang filsafat praktis. Filsafat pemerintahan berupaya untuk melakukan suatu pemikiran mengenai kebenaran yang dilakukan pemerintahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mengacu kepada kaedah-kaedah atau nilai-nilai baik formal maupun etis.